Selasa, 02 Oktober 2012


Power Steering System
Sekarang ini, power steering menjadi salah satu perlengkapan standar kendaraan. Dengan adanya permintaan ini maka hampir lebih dari 90 persen mobil menggunakan power steering. Pada kendaraan power steering terdahulu menggunakan power rack-and-pinion system atau integral power steering gear assembly. Umumnya, rack-and-pinion system dipasang pada kendaraan berpenggerak roda depan. Dan untuk kendaraan berpenggerak roda belakang digunakan jenis Integral power steering gear.
Seluruh sistem menggunakan satu power steering pump yang dipasang pada engine dan driven menggunakan satu belt, pressure hose assembly, dan return line. Juga menggunakan satu control valve yang dipasang di dalam hydraulic circuit.
Automobile power steering sebenarnya adalah power-assisted steering. Seluruh sistem dibuat sedemikian rupa sehingga mobil bisa dikemudikan secara manual pada saat mesin mati atau jika terjadi kesalahan pada sumber power.
Umumnya yang banyak dipakai adalah tipe power rack-and-pinion steering assembly. Rrack-and-pinion assembly ini merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral piston dan rack assembly. Satu internal rotary valve yang mengarahkan minyak power steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort.
Ketika steering wheel diputar, tahanan yang terbentuk oleh berat kendaraan dan mobil gesekan antara ban dan permukaan jalan menyebabkan torsion bar di dalam rotary valve menjadi membelok. Hal ini merubah posisi valve spool dan sleeve, kemudian mengarahkan minyak power steering dibawah tekanan ke power cylinder.
Perbedaan tekanan pada satu sisi piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi usaha putar. Minyal pelumas yang ada di dalam sisi power cylinder lainnya dipaksa ke control valve dan kembali ke pump reservoir. Pada saat steering efforts berhenti, maka control valve diketengahkan oleh gaya puntir dari torsion bar, tekanan diseimbangkan pada kedua sisi piston, dan roda depan kembali lurus ke posisi depan.
 Oversize 50
Kondisi mesin yang lumayan parah, tenaga sudah hilang, mesin terbatuk-batuk, sulit di nyalakan, oli sering habis, bunyi mesin kasar, knalpot berasap bau dan perih dimata membuat pemilik starlet ini jadi miris padahal mobil ini adalah mobil kesayanga. Bimbang antara swap engine 4E-FTE atau rekondisi mesin orisinal starlet, itu yang pertama dilontarkan oleh pemilik starlet kotak 1.0 XL ini. Setelah beberapa kali konsultasi dan pertimbangan baik dari segi biaya dan waktu, ternyata rekondisi mesin starlet 1.000cc ini jauh lebih murah dan jauh lebih cepat dibandingkan dengan swap engine mesin turbo. Alhasil pemiliknya akhirnya memutuskan untuk me-rekondisi starlet yang sudah berumur 23 tahun ini.

Oversize vs Overboss
Terdapat dua pilihan dalam me-rekondisi mesin toyota starlet yaitu oversize dan overboss. Oversize berarti mengganti piston lebih besar dari diameter standard, sedangkan overboss adalah mengganti liner dengan diameter ukuran standard. Kelebihan oversize adalah kekuatan dan hasil yang didapat mendekati kondisi baru mesin seperti sediakala, sedangkan overboss mengembalikan piston ke dalam ukuran standard kembali. Kekurangan oversize adalah biaya yang lebih mahal karena semua parts piston set hingga metal harus diganti semua. Sedangkan overboss masih bisa menggunakan piston lama dan hanya mengganti ring set saja sehingga biaya yang dibutuhkan jauh lebih murah.

Kerugian Overboss
Penggantian liner akan membuat kekuatan mesin berkurang, dan resiko liner tidak center/lurus sering terjadi, dan ini akan akibatkan setang bengkok atau piston macet, selain itu juga karena piston tidak diganti, suara mesin akan tetap kasar dan tenaga yang dihasilkan tidak bisa maksimal. Biasanya overboss terpaksa dipilih bila oversize blok mesin sudah mencapai ukuran maksimal yaitu 100.

Keuntungan Oversize
Karena ukuran yang sudah ditentukan oleh pabriknya, ukuran oversize toyota starlet hanya memiliki 2 tingkatan yaitu oversize 50 dan oversize 100. Dikarenakan pabrikan telah menyediakan ukuran oversize yang sudah ditentukan, maka hasil yang didapatkan adalah mesin akan kembali presisi antar piston dengan dinding slinder, hasilnya suara mesin lebih halus dan tenaga pasti bisa lebih maksimal seperti mobil baru.

Pengerjaan turun mesin ini memakan waktu 1 minggu, mulai dari penurunan mesin hingga perakitan hingga kondisi mesin kembali hidup.


Beginilah kondisi mesin yang baru saja diturunkan dari kabin mesin.


Seluruh komponen mesin termasuk gearbox dan as roda juga ikut dibongkar.



Kondisi kabin mesin yang sudah diturunkan.


Blok mesin, kruk as, piston dan setang piston siap dibawa ketukang bubut untuk proses oversizing 50


Kondisi pistion yang sudah tua terlihat hitam juga bantalan kruk as terlihat sudah baret-baret sehingga metal jalan dan duduk ikut di ganti dengan ukuran 25. sedangkan metal bulan dibiarkan dengan ukuran standard.


Kondisi blok mesin terlihat jelas dan baret pada bagian metal duduk dan metal jalan


Kepala Slinder dibersihkan termasuk membersihkan lubang-lubang yang ditutupi kerak.


Setelah dibersihkan seluruh lubang ditiup kompresor untuk bersihkan sisa kerak yang menempel.


Parts mesin merupakan komponen vital, jadi seluruh parts wajib menggunakan parts orisinal toyota.


Sitting Klep/Skir Klep manual dengan tangan, proses ini harus dilakukan agar klep dapat menutup dengan sempurna saat mesin sedang bekerja, akan memaksimalkan kompresi dan tenaga yang dikeluarkan.


Komponen Kopling Set ikut diganti dengan Parts Orisinal Toyota, guna mendukung kinerja mesin yang maksimal/


Selesai dibersihkan dan sitting klep, kepala slinder dirakit kembali seperti semula.


Kondisi blok mesin setelah proses bubut oversize 50


Kondisi Piston dan Slinder setelah proses bubut oversize 50


Pemasangan Ring Piston Set.


Kopling Set merupakan parts pendukung tenaga mesin maksimal hingga ke roda.


Pemasangan Piston ke blok mesin setelah pemasangan Ring Piston Set.


Pengencangan mur-mur metal jalan, metal duduk, metal bulan dengan kunci torsi.


Kondisi blok mesin setelah rekondisi piston dan metal


Kabin mesin ikut dibersihkan agar bersih dan segar.


Perakitan kopling set dan parts mesin lain.


Penempatan paking kepala slinder dilakukan dengan teliti cegah kebocoran kompresi.


Pemasangan Kepala Slinder


Pemasangan Timing Belt, Cover dan Engine Mounting.


Pengecekan akhir keseluruhan mesin sebelum dinaikan kembali.


Mesin sudah lengkap dirakit beserga gearbox dan siap dinaikan.


Kondisi mesin setelah dinaikan dan sudah dihidupkan selama 6 jam.

Untuk hasil yang maskimal sangat dianjurkan melakukan indreyen hingga 1.000km untuk memastikan bagian mesin menapak dengan sempurna pada bagian masing-masing metal. Indreyen artinya mobil tidak boleh melaju diatas kecepatan 80km/h. atau putaran mesin tidak boleh lebih dari 3500rpm. terutama untuk 500 kilometer pertama.

Bagi starleters yang ingin konsultasi mengenai rekondisi mesin toyota starlet silahkan hubungi starno.

Salam Starleters,
Starno72
021-32929696 <

suatu ketika Gl cepek kesayangan ngadat…setelah busi dibersihkan kok pedal stater gak balik ke posisi semula?? Karna masalah yang satu ini motor kesayangan babe..akhirnya masuk bengkel resmi…disana kepala mekanik berujar kalo mesin harus dibelah…walah….harga per stater cuma 20rebu…giliran total biaya belah mesin 120rebu….
seminggu berselang suara mesin mendadak dangdut kasar…iseng2 oli ditap sendiri…hum…tinggal beberapa sendok….padahal pas bongkar mesin oliepun diganti baru!! Karna gak terima kinerja bengkel resmi…motor diangkut pick-up dan dibawa ke bengkel…sampe disana silinder head dibongkar lagi…katanya dilakukan skir klep dan ganti seal-klep….olipun ditukar baru!! Akhirnya Pulang dengan perasaan “ayem”…..Tak berapa lama…kejadian serupa kembali terulang….”woh….aseeemmm…bengkel ra mbejaji…belah mesin kok gak iso mbalekke…” dengan nada geram akhirnya Gl cepek kesayanagn masuk ke bengkel motor2 eropa…disana bersandar DKW, Vespa juga Spartan 250cc…
Nama mekaniknya “Tego Pati”…pas saya SMP kira2 umur mekanik ini sudah 60tahun…sehari2 naik Triumph Twin 1000cc….”Mbah motorku kok olinya cepet habis yo?…padahal seal klep dah ganti baru…mesin juga baru turun …belom ada sebulan lho mbah…!!” oh…gampang itu..yo wis ngopi2 dulu saja….”buset!!” akhirnya begawan dan babeh cuma duduk2 sambil ngopi sampe sore….mekanik satu ini joss…kerja kalo malam hari..sedang disiang bolong cuma udud sambil ngopi…ngobrol2 kalo langganan datang….pokoknya edan…ora waras blas…”Kowe bali kesini besok aja ya…tak kasih tahu masalahnya….ojo lali bawa duit buat nebus spare-part!!
Dengan rada kesel akhirnya pulang juga….hari yang dinanti telah tiba…sesampe disana si embah tego baru selesai nurunin tangki GL-cepek…sejam kemudian head silinder telah turun dan boring sudah terlepas….”Mau tahu masalahnya gak??” lihat baik2…mekanik2 diler itu salah masang ring piston….kebalik masangnya!!” dah beli ring piston oper sise 0…sekalian gasket dan lem…bilang yang minta mbah tego!!….
akhirnya beli juga ke toko rujukan mbah tego…kebetulan babe kenal juga ama owner tokonya….gak cuma dapat harga spesial..barangnya juga spesial…begitu acara bongkar pasang selesai…jreng…jreng…..mesin kembali nyala dan masalah oli habis tidak terulang lagi….
Terakir kali begawan main ke bengkel “mbah tego” 12 tahun silam…sekarang beliaunya masih ada ato enggak yah…soalnya begawan tidak pernah mampir ke-kediamannya….yang pasti pemilik motor2 eropa seputaran klaten-jogja mempercayakan mesin tunggangannya di bengkel mbah yang satu ini….
so kalo oli habis jangan beranggapan kalo oli mudah menguap…sapa tahu posisi ring piston kebalik dan berakibat oli motor cepet habis….desain ring piston yang abal2 juga menyumbang peranan dalam habisnya oli mesin motor anda!! simak baik2 posisi ring piston ini!!
perhatikan baik2 posisi ring ke-2..jangan ampe terbalik

TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Mentri Negara Riset dan Teknologi
TTG - PENGELOLAAN AIR DAN SANITASI
POMPA BAMBU
  1. PENDAHULUAN
    Di daerah pedesaan sebagian besar cara pengambilan air terdiri dari sumur masih menggunakan timba. Hal ini kurang menguntungkan bila dihitung dari segi waktu dan tenaga yang dipakai untuk menimba air.
    Kegunaan pompa air perlu dikenalkan kepada masyarakat pedesaan. Mereka perlu didorong untuk mencoba cara yang lebih menguntungkan dalam pengambilan air. Waktu dan tenaga yang biasanya digunakan untuk menimba air dapat dimanfaatkan untuk mengerjakan pekerjaan lain.
    Dalam bahasan berikut akan dijelaskan cara pembuatan pompa air yang dapat dikerjakan oleh masyarakat pedesaan. Bahan dan alat-alatnya mudah diperoleh di desa dan biayanya pun murah. Pemakaian serta pemeliharaannya juga mudah.
  2. URAIAN SINGKAT
    Pembuatan pompa bambu ini mudah dan sederhana. Bahan dan alat juga dapat diperoleh dengan mudah. Pompa bambu ini menghisap air dari dalam sumur, dan menekan/mendorong air ke bak penampungan. Pompa bambu terdiri dari : bambu; tabung piston; pengungkit; bambu penghubung dengan
    klep dan dudukan pompa.
  3. BAHAN
    1. 2 (dua) batang bambu yang tua dan kering.
    2. Kayu keras ukuran 6 x 12 cm, panjang 1,5.
    3. Kayu keras ukuran 3 x 2 cm, panjang 2,5 m.
    4. Kayu keras bentuk silinder (diameter sama dengan bambu).
    5. Kayu ukuran panjang 1 m, lebar 4 cm dan tebal 4 cm.
    6. Kulit lunak yang telah dimasak, diameter 20 cm.
    7. Meni.
    8. Cat.
    9. Paku kecil (0,1 inci) ukuran 2 cm, 5 cm dan 15 cm.
    10. Tali ijuk.
    11. Kawat ban bekas mobil diameter 5 cm sebanyak 2 buah.
    12. Seng tipis.
    13. Baut dan mur ukuran 3/8 inci 1 buah, panjang 20 cm dan 1 cm.
    14. Bambu kecil diameter 5 cm, panjang 10 cm 3 buah.
  4. PERALATAN
    1. Gergaji
    2. Pisau raut
    3. Pahat
    4. Sugu
    5. Tali ijuk atau tali plastik
    6. Golok/parang
    7. Kikir kayu atau parut
    8. Catut/gegep
    9. Paku
    10. Palu
  5. PEMBUATAN
    1. Membuat sumur
      1. buat sumur dengan diameter 1 m dan kedalaman 7 m
      2. kedalaman air sumur 2 m
      3. tinggi bibir sumur 1 m
    2. Bentuk dasar pompa bambu (Gambar 1)
      1. bambu I : panjang sama dengan kedalaman sumur
      2. bambu II : untuk tabung piston, yang di dalamnya terdapat piston
      3. bambu III : untuk menyalurkan air ke bak penampungan
        Bambu I, II, dan III dihubungkan dengan bambu kecil yang mempunyai kelep karet. (Gambar 1.) 
    3. Komponen pompa bambu
      1. Pompa bambu terdiri dari bambu, piston, pengungkit, bambu penghubung dengan kelep, dan dudukan pompa. Potong bambu 7,6 meter, kemudian buat lubang untuk menempelkan bambu penghubung dengan jarak 20 cm dari atas (Gambar 2).

        Gambar 1. Bentuk Dasar Pompa Bambu

        Gambar 2. Pembuatan Bambu I
      2. Ukuran untuk tabung piston (bambu II) (lihat Gambar 3a; 3b). Potong bambu untuk menyalurkan air ke bak penampungan (bambu III).
        Gambar 3a
        Gambar 3b

        Gambar 3a. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Satu Ruas
        Gambar 3b. Pembuatan Tabung Piston (Bambu II) Dengan Dua Ruas
        Keterangan :
        Lubang I = menghubungkan dengan bambu I
        Lubang II = menghubungkan dengan bambu III
        Panjang bambu III (Gambar 4) tergantung pada tingginya bak penampung, sedang panjang dari bambu ke bak tergantung pada jarak sumur ke bak penampung.
         Gambar 4. Pembuatan bambu III
        Keterangan :
        Lubang 1 = menghubungkan dengan bambu II
        Lubang 2 = menghubungkan dengan bak penampungan
    4. Membuat bambu penghubung dan kelepnya:
      1. Bambu kecil diameter 4 cm, panjang 10 cm, harus pas betul dengan lubang-lubang yang ada di bambu I, II, III. (Gambar 5).

        Gambar 5. Cara Pembuatan Bambu Penghubung
      2. Cara membuat kelep seperti Gambar 6.

        Gambar 6. Cara Membuat dan Memasang Klep
    5. Membuat piston
      1. Piston terdiri dari : tangkai piston; kayu piston bagian atas dan bawah; dan kulit piston. Lihat Gambar 7.

        Gambar 7. Piston
      2. Tangkai piston, ukuran tangkai piston : lebar 6 cm; tebal 3 cm dan panjang 42 cm. Cara membuatnya lihat Gambar 8.

        Gambar 8. Tangkai Piston
      3. Kayu biston bagian atas dan bawah merupakan 2 silinder kayu dengan diameter 7,5 cm dan 7 cm, tebal 2 cm. Bagian tengah diberi lubang
        dengan diameter 1,5 cm. Lihat Gambar 9.

        Gambar 9. Kayu Piston
      4. Dibutuhkan 2 kulit piston (atas, bawah dang tengah). Kulit piston bagian atas dan bawah berdiameter 7,5 cm. Kulit piston bagian tengah berdiameter 12,5.
        Cara memasang piston lihat Gambar 10.

        Gambar 10. Cara Pemasangan Piston
        Keterangan :
        1. Kayu piston bagian atas 4. Kulit piston bagian bawah
        2. Kulit piston bagian atas 5. Kayu piston bagian bawah
        3. Kulit piston bagian tengah 6. Paku penguat
    6. Membuat pengukit pompa
      Kayu pengungkit pompa berukuran panjang 1 m (100 cm); lebar 6 cm dan tebal 4 cm.
      Cara buat lihat Gambar 11

      Gambar 11. Pengungkit Pompa.
    7. Membuat dudukan pompa
      Bahan kayu ukuran 6 x 12 cm, panjang 1 m, 35 cm dan 15 cm dudukan pompa terdiri dari kayu mendatar untuk menempel bambu-bambu I, II, III.
      Kayu tegak untuk pengungkit. (Gambar 12, 13)

      Gambar 12. Membuat Dudukan Pompa

      Gambar 13. Merangkai Dudukan Pompa
    8. Merangkai pompa bambu. (Gambar 14)

      Gambar 14. Merangkai Pompa Bambu
  6. PENGGUNAAN
    1. Pemompaan harus teratur dan hati-hati
    2. Pompa dipakai setiap hari
  7. KEUNTUNGAN
    1. Daya tahan pompa cukup lama
    2. Kapasitas air yang diperoleh cukup besar
    3. Air yang terhisap ke atas jernih
  8. KERUGIAN
    Apabila bahan yang digunakan (bambu) tidak cukup tua, kering dan tebal, akan mengakibatkan kerusakan pada rangkaian bambu. Kerusakan tersebut akan menyebabkan konstruksi dari bambu-bambu tersebut berubah dan tidak berfungsi lagoi.
  9. DAFTAR PUSTAKA
    1. Kismosudirdjo, Prijono. Pompa bambu. Bandung : Terate, 1982, 35 hal.
    2. Pompa bambu ini pernah dicoba dan banyak dipakai di Daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah.
  10. INFORMASI LEBIH LANJUT
    1. Pusat Penelitian dan Pengembangan Fisika Terapan – LIPI; Jl. Cisitu Sangkuriang No. 1 – Bandung 40134 - INDONESIA; Tel.+62 22 250 3052,
      250 4826, 250 4832, 250 4833; Fax. +62 22 250 3050
    2. Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI; Sasana Widya Sarwono, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta 12710, INDONESIA.
Sumber : Buku Panduan Air dan Sanitasi, Pusat Informasi Wanita dalam Pembangunan PDII-LIPI bekerjasama dengan Swiss Development Cooperation, Jakarta, 1991.

Pada motor dua langkah pemasangan ring piston harus tepat pada spi yang terdapat pada alur ring piston. Spi pada ring piston harus masuk pada lekukan di dalam alur pistonnya. Spi (pen) tersebut berfungsi untuk mengunci ring piston agar tidak mudah bergeser ke kiri atau ke kanan. Berbeda dengan ring piston mesin empat langkah di mana ring tidak dikunci dengan spi. Bergesernya ring piston mesin empat langkah tidak begitu berbahaya tetapi pada mesin dua langkah ring dapat menyangkut di lubang bilas atau lubang buang sehingga ring dapat patah.
Rangkaian piston
Sebelum piston dipasang ke dalam silinder, ring piston harus dipasang terlebih dahulu. Pemasangan ring piston yang baik dan benar adalah dengan memperhatikan tanda-tanda yang ada. Ring piston pertama harus dipasang di bagian paling atas. Biasanya pada permukaan ring piston sudah ada nomornya. Tulisan dan angka pada permukaan ring piston harus ada di bagian atas atau dapat dibaca dari atas. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah penempatan sambungan ring pistonnya. Sambungan ring piston (celah) tidak boleh segaris, artinya jika ada tiga ring piston maka jarak antar sambungan ring piston harus sama yaitu 120 derajat. jika ada dua ring piston jarak antar sambungannya adalah 180 derajat. Di samping itu sambungan ring piston tidak boleh segaris dengan pena pistonnya. Kesemua ini untuk mencegah kebocoran kompresi. Untuk pemasangan ring piston sepeda motor dua langkah, spi pada ring piston harus masuk pada lekukan di dalam alur pistonnya.
Ring piston dipasang pada piston untuk menyekat gas diatas piston agar proses kompresi dan ekspansi dapat berlangsung dengan sebaik-baiknya, karena saat proses tersebut ruang silinder di atas piston harus betul-betul tertutup rapat, ring piston ini juga membantu mendinginkan piston, dengan cara menyalurkan sejumlah panas dari piston ke dinding silinder.
<

Panduan Pasang Piston, Biar Enggak Salah Arah!


 Tanda panah condong ke exhaust, IN ke intake
Naik-turunnya piston di blok silinder, bisa timbulkan tekanan dan gesekan di piston. Pada prosesnya, kedua sisi piston (kanan-kiri) menerima tekanan yang berbeda dari setang piston akibat gerakan memutar kruk as. Maka itu pasangnya kudu benar!

Terlebih, di piston model lama. Ya, misalnya di Honda Supra X125 atau Honda Tiger keluaran awal. Soale di model itu, jarak titik tengah lubang pin ke sisi luar piston (offset), berbeda dari piston-piston yang diaplikasi di motor sekarang. Di piston tipe ini, lubang pin lebih condong ke arah lubang exhaust atau lubang buang.

Tujuan offset lebih condong ke exhaust, agar posisi pin piston dengan pin kruk as tidak sejajar. Sehingga jika terjadinya proses pembakaran, piston dan kruk as bisa kembali memutar tanpa usaha yang berat.

"Apabila pemasangannya terbalik, efeknya tenaga ngedrop. Selain itu timbul suara abnormal (engine noice) pada mesin,” ungkap Tatang Mulyono, Kepala Bengkel Setia Utama Motor di Jl. HOS Cokroaminoto, No. 5, Ciledug, Tangerang, Banten.

Tapi, itu buat piston tipe lama. Artinya, motor-motor sekarang punya offset yang beda. “Di motor sekarang ini, offset tak lagi di piston. Tapi, dibuat di kruk-as. Sehingga lubang pin piston tetap di tengah atau center,” tambah Tatang.

Begitunya buat permudah pemasangan, pabrikan piston memberikan tanda dipermukaan piston. “Tanda itu diwakilkan dari tulisan IN atau tanda panah. Jadi, hanya salah satu tanda yang dipakai. Jika ada tulisan, maka tidak ada tanda panah. Begitu juga sebaliknya,” ungkap Agus Salim, Sales RE Dept. Head PT Federal Izumi Manufacturing (FIM).

 Coakan di permukaan piston bisa jadi patokan (kiri) - Jarak lubang pen ke sisi luar piston. Yang kecil mengarah lubang buang.
Buat piston yang pakai tulisan IN, maka tulisan ini kudu menghadap ke lubang intake. Sedangkan piston yang mengaplikasi tanda panah, mengarah ke lubang pembuangan alias lubang exhaust.

Tapi, ada juga piston yang tandanya hilang. Mungkin karena terkena papasan bor tunner. Apalagi kalau pacuan itu sudah diseting buat adu kebut. Tak jarang mekanik yang memainkan tinggi-rendah dome atau kubah piston demi kejar kompresi atau tak mentok klep.

Buat ketahui pemasangan yang benar, cukup mudah. Tinggal lihat coakan di permukaan piston. Sebab, biasanya kedua coakan punya dimensinya berbeda. Itu karena mengikuti diameter payung klep.

Dari situ bisa ditentukan arah pemasangan piston yang benar. Kepala piston yang punya coakan yang lebih besar, biasanya menghadap ke arah lubang masuk bahan bakar atau intake. Jika di motor bermesin tidur macam skubek dan bebek, coakan besar cenderung hadap atas. Sedang di motor sport yang punya engine tegak, hadap ke belakang.

Tentunya sudah tahu dong! Kalau klep yang coakannya lebih kecil, tentu ke lubang pembuangan alias exhaust. “Ini sesuai dengan prinsip pemakaian klep. Klep isap, tentu lebih besar dari klep buang,” kata Agus lagi.

Nah, buat piston lama, ini ada cara lain lagi jika tanda itu telah hilang. Cukup menggunakan sigmat atau jangka sorong. “Ukur panjang sisi piston dari lubang pin ke sisi terluar. Nanti akan terlihat perbedaan jarak di dua sisi. Jarak terpanjang pada sisi piston, itu menunjukan piston menghadap lubang intake,” timpal Tatang. Mudah dong!
(motorplus-online.com)
<